oleh: Andrie Setiawan
Teman, kata buku-buku motivasi kalau kita mau sukses harus Stand Up, Speak Up, and Be Counted. Supaya diperhitungkan kita harus ambil tindakan dan berbicara. Nah berbicara ini yang sering kali menjadi hambatan, terlebih harus berbicara di depan banyak orang.
Sebagai seorang trainer, saya memiliki banyak teman sesama trainer dan beberapa, khususnya trainer baru, menghadapi masalah demam panggung. Padahal kalau mau jadi trainer sukses, ya harus bicara. Yang saya maksud dengan bicara di sini tentu dalam konteks memberikan training dan bukan asal bicara. Kalau asal bicara mungkin mereka bisa, toh mereka kan tidak bisu...he...he.
Saat itu, seorang trainer baru datang kepada saya dan berkata,
Trainer Baru (TB): "Mas Andrie, saya takut nih!"
Andrie: "Lho kalo gitu saya pergi aja kalo kamu takut sama saya."
TB: "Bukan itu..! Saya takut karena materi yang akan saya bawakan ini lebih sulit dari yang biasanya."
Andrie: "Oh..Kirain kamu takut sama saya..he..he..Memangnya apa yang kamu takutkan?"
Setelah beberapa pertanyaan saya ajukan, ditemukan bahwa ternyata dia ingin menggunakan cara dan gaya yang saya lakukan dalam membawakan materi tersebut dan ia takut tidak bisa mendapatkan efek yang sama dibanding ketika saya sendiri yang membawakannya. Aduuh saya jadi tersanjung bin gede rasa..he..he..
Andrie: "Ok, Kamu pernah lihat saya membawakan materi ini kan?"
TB: "Pernah, Mas!"
Andrie: "Sekarang relaks...! Dan tutup mata. Ketika saya hitung 1..2..3.dan saya katakan Masuk, maka kamu kembali ke saat-saat kamu duduk di kelas saya dengan materi yang sama ya.."
TB: "Siap, Mas!"
Andrie: "1..2..3..Masuk! Di mana kamu sekarang?"
TB: "Di kelas, Mas"
Andrie: "Bagus! Sekarang lihat si "Andrie" yang sedang mengajar dan sekeliling ruangan termasuk pesertanya. Jika gambarnya masih hitam putih, kamu perkuat lagi dengan warna-warna ya..Sudah?"
(Saya menggunakan kata si "Andrie" untuk membedakan antara orang yang ada dalam pikirannya dengan diri saya sendiri)
TB: "Sudah, Mas!"
Andrie: "OK! Sekarang dengar apa yang di bicarakan si "Andrie" dan respon dari pesertanya. Sudah?"
TB: "Sudah, Mas!"
Andrie: "Nah sekarang tahapan yang terakhir nih...Rasakan apa yang peserta rasakan..jika sudah, apa perasaannya saat ini?"
TB: "Pesertanya gembira, Mas!"
Andrie: "Nah sekarang minta si "Andrie" untuk berhenti dan gantian kamu yang ngajar dengan tahapan dan cara yang sama, setelah itu rasakan perasaan para pesertanya. Jika sudah....apa rasanya sama?"
TB: "Sama, Mas! Saya Seneng!"
Andrie: "Sip! Sekarang buka mata dan siap-siap ngajar, Sukses buat kamu ya.."
Teman baru saya itu masuk kelas dan mulai melakukan tugasnya, selesai tugas ia mendatangi saya dan melaporkan apa yang dia lakukan persis yang ada dalam bayangannya dan artinya dia senang bisa membawakan materi sama seperti saya (ehmm..GR lagi deh saya..). Dia juga melaporkan beberapa teman kami yang juga duduk di kelasnya mengomentarinya, "Kamu kelihatan beda, luar biasa, beda dari sebelumnya." Tambah bangga deh dia dan tambah GR juga saya....he..he..he..
Teknik yang saya gunakan ini adalah teknik modelling NLP yang sudah saya campur dengan teknik Hipnosis supaya lebih sip dan hasilnya ya Alhamdulilah bisa membantu orang lain. Teknik ini juga saya berikan bagi para agen asuransi yang saya latih sehingga mereka tidak lagi mengalami demam panggung maka mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, dan jika ada kesalahan dalam penulisan ini, mohon koreksinya.
Sumber:
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=16107
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar